Selasa, 08 Mei 2012

laporan praktikum teknologi benih


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Kehidupan manusia secara langsung atau tidak langsung sangat tergantung pada kehidupan tanaman. Pengaruh langsung tanaman pada manusia antara lain tanaman sebagai sumber pangan, bahan bakar, bahan bangunan, dan berbagai macam bahan menyah industri. Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman untuk memenuhi kebutuhan manusia, maka manusia berupaya untuk mengembangkan tanaman dengan cara bercocok tanam . Dalam rangka mensukseskan bercocok tanam maka perlu dibekali dengan ilmu yang mendukung cara-cara bercocok tanam yang baik dengan benar. Agronomi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan lapang produksi meliputi pengolahan tanah, pemilihat bibit, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan sehingga dapat menghasilkan produksi maksimum. Produksi maksimum yang dimaksud baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Biji merupakan suatu organisasi yang teratur rapi, mempunyai persediaan bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada biji, tetapi baik mengenai jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan yang sama yaitu menjamin kelansungan hidupnya
Perkecambahan benih adalah proses pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan embrio di dalam biji yang terhenti untuk kemudian mem bentuk bibit. Untuk terjadinya perkecambahan diperlukan syarat internal dan eksternal. Syarat internal adalah pembentukan embrio yang sehat dan normal, sedangkan syarat eksternal yang utama yaitu adanya air yang cukup, suhu yang sesuai, cukup oksigen dan adanya cahaya. Yang dimaksud dengan daya tumbuh atau Daya berkecambah ialah jumlah benih yang berkecambah dari sejumlah benih yang di kecambahkan pada media tumbuh optimal (kondisi laboratorium) pada waktu yang telah ditentukan, dan dinyatakan dalam persen.
Terdapat bermacam-macam metode uji perkecambahan benih, setiap metode memiliki kekhususan tersendiri sehubungan dengan jenis benih diuji, jenis alat perkecambahan yang digunakan, dan jenis parameter viabilitas benih dinilai. Berdasarkan substratnya, metode uji perkecambahan benih dapat digolongkan kedalam menggunakan kertas, pasir dan tanah. Pada kesempatan ini yang akan dipelajari metode uni daya kecambah (SGT), uji kecepatan berkecambah (IVT), uji hitung pertama (FCT), uji pertumbuhan akar dan batang (RSGT). Kondisi lingkungan perkecambahan pada semua metode ini adalah optimum.
Benih bermutu ialah benih yang telah dinyatakan sebagai benih yang berkualitas tinggi dari jenis tanaman unggul. Benih yang berkualitas tinggi itu memiliki daya tumbuh lebih dari Sembilan puluh persen, dengan ketentuannya yaitu, memiliki viabilitas dan memiliki keturunan.

2.1       TUJUAN.
Ø   Mempelajari beberapa metode penggunaan media tanam dalam pengujian vigor benih pada kondisi optimum serta membandingkan hubungan antara parameter pengujiaan
Ø  Menentukan  daya dan presentasi dari perkecambahan benih.
Ø Untuk menentukan kekuatan tumbuh ( seed vigor ) benih yang di uji
Ø  Mengetaui kadar air yang terkandung dalam benih
Ø  Untuk mendapatkan informasi tentang nilai pertumbuhan benih di lapangan












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1       Produksi  Tanaman Sawi
A                  Klasifikasi Botani
Divisi  :Spermatophyta.
Subdivisi:Angiospermae.
Kelas:Dicotyledonae.
Ordo\:Rhoeadales(Brassicales).
Famili:Cruciferae(Brassicaceae).
Genus:Brassica.
Spesies : Brassica Juncea

B      Jenis Jenis Sawi
     Petani kita hanya mengenal 3 macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung), sawi hijau, dan sawi huma.
  • Sawi putih (Brassica rugosa)
Sawi putih (Brassica rapaconvar.pekinensis; suku sawi-sawian atau Brassicaceae ) dikenal sebagai sayuran olahan dalam masakan Tionghoa; karena itu disebut juga sawi cina. Disebut sawi putih karena daunnya yang cenderung kuning pucat dan tangkai daunnya putih. Sawi putih dapat dilihat penggunaannya pada asinan (diawetkan dalam cairan gula dan garam), dalam capcay, atau pada sup bening. Sawi putih beraroma khas namun netral.
·         Sawi hijau (Brassica juncca)
Varietas berdaun besar dan hidup di tanah kering dari tanaman yang sama ini rasanya agak tajam. Biasanya sawi hijau banyak dijadikan asinan untuk konsumsi penduduk golongan Cina.
  • Sawi huma (Brassica juncea)
Ini adalah suatu varietas berbatang panjang dan berdaun sempit. Tanaman ini tak tahan terhadap hujan, tak mudah diserang oleh ulat. Sawi ini berbulu dan rasanya tajam. Biasanya banyak ditemukan  di sawah-sawah dan hanya dimakan di pedalaman.

C      Syarat-Syarat  Tumbuh
1.   Iklim
Tanaman sawi dapat tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi.
2.    Daerah
Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.
3.    Tanah
Tanah yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah antara pH 6 sampai pH 7.
4.    Cuaca
                 Tanaman sawi tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian, tanaman ini cocok bils di tanam pada akhir musim penghujan.
D      Bercocok Tanam

1 Benih
             Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan.

3      Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm. Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3 – 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.
4      .Penanaman.
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
5.     Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.

      Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru. Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengann benih tidak lebih dari 3 tahun.

6      Panen dan Penanganan Pasca Panen.
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada di atas tanah dengan pisau tajam.

2.2       Dayah Tumbuh
           Daya Berkecambah Benih adalah informasi kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum.
        Daya berkecambah benih dapat memberikan informasi kepada pemakai benih akan pentingnya kemampuan benih untuk tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam keadaan biofisik lapangan yang serba optimum . metode perkecambahan dilaboratorium hanya menetukan persentase perkecambahan total , yang diikuti dengan pemunculan dan perkembangan struktur penting dari embrio , yang menunjukkan kemampuan tersebut akan nilai kemampuan suatu tanaman dapat berjalan normal pada kondisi lapangan yang optimum. Sedangkan pada kecambah yang tidak menunjukkan kemampuan nya tersebut , dapat dinilai sebagai kecambah yang abnormal. Benih yang tidak mengalami masa dorman , tetapi tidak tumbuh setelah periode pengujian tertentu , akan dianggap mati. Agar hasil benih sesuai dengan keadaan laboratorium bernilai korelasi dengan keadaan kenyataan positif nantinya , ada beberapa hal yang perlu diperhatikan , yaitu :

Ø  Kondisi lingkungan dilaboratorium
Ø   Pengamatan dan penilaian baru dilakukan pada saat benih mengalami satu fase            pe rkembangan diamana dapat dibedakanantara kecamba normal dan kecamba abnormal  
Ø   Pada saat pertumbuhan dan perkembangan kecambah harus sedemikian sehignga dapat mempunyai kemampuan menjadi tanaman normal dan kuat pada keadaan yang menguntungkan dilapangan.
Ø   Lama pengujian harus berdasarkan pada waktu yang telah ditentukan

2.3      Kadar Air
            Penentuan kadar air benih dari suatu kelompok benih sangat penting untuk dilakukan. Karena laju kemunduran suatu benih dipengaruhi pula oleh kadar airnya. (Sutopo, 1984)
         Di dalam batas tertentu, makin rendah kadar air benih makin lama daya hidup benih tersebut. Kadar air optimum dalam penyimpanan bagi sebagian besar benih adalah antara 6%-8%. Kadar air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan benih berkecambah sebelum ditanam. Sedang dalam penyimpanan menyebabkan naiknya aktifitas pernafasan yang dapat berakibat terkuras habisnya bahan cadangan makanan dalam benih. Selain itu merangsang perkembangan cendawan patogen di dalam tempat penyimpanan. Tetapi perlu diingat bahwa kadar air yang telalu rendah akan menyebabkan kerusakan pada embrio. (Mugnisjah, 1990)
         Benih merupakan material yang higroskopis, memiliki susunan yang kompleks dan heterogen. Air merupakan bagian yang fundamental terdapat demikian rupa dalam benih, artinya terdapat di setiap bagian dalam benih. Kadar air benih karena keadaan yang higroskopis itu tergantung pada lembab relatif dan temperatur. Lembab relatif dan temperatur demikian menentukan dalam adanya tekanan uap dalam benih dan dalam udara di sekitarnya. Apabila tekanan uap dalam benih ternyata lebih besar daripada tekanan udara di sekitarnya, maka uap air akan menerobos dan keluar dari dalam benih. Sebaliknya jika tekanan uap air di luar benih lebih tinggi, maka uap akan menerobos masuk ke dalam benih. Dan apabila tekanan uap di dalam benih sama kuatnya dengan tekanan uap di luar benih, maka dalam keadaan demikian tidak akan terjadi pergerakan uap serta dalam keadaan demikian inilah terjadinya kadar air yang seimbang. (Katrasapoetra, 1986)
         Umumnya pada tanaman legume dan padi-padian, ovule atau tepatnya embryosac yang sedang mengalami proses fertilization mempunyai kadar air kira-kira 80%. Dalam beberpa hari kemudian kadar air ini meningkat sampai kira-kira 85%, lalu pelan-pelan menurun secara teratur. Dekat kepada waktu masak kadar air ini menurun dengan cepat sampai kira-kira 20% pada biji tanaman serealia. Setelah tercapai berat kering maksimum daripada biji, kadar air tersebut agak konstan sekitar 20% tetapi sedikit naik turun seimbang dengan keadaan lingkungan di lapangan. Angka kadar air ini agak tinggi di daerah tropis oleh karena kelembaban udara di daerah ini lebih tinggi, yaitu rata-rata 75%. (Kamil, 1986)
         Komposisi kimia benih mempengaruhi kadar air keseimbangan benih dengan lingkungannya. Hal ini tidak lain karena benih bersifat higroskopis. Karena itu benih akan menyerap kelembaban dari atau melepaskan kelembaban yang dimilikinya kepada atmosfer di sekelilingnya sampai terjadi suatu keseimbangan antara kadar air benih dengan kelembaban relatif dari atmosfer lingkungan. Jumlah kelembaban dalam benih pada saat keseimbangan itu berkaitan langsung dengan komposisi kimia benih. Kadar air keseimbangan benih berpati tinggi, jagung lebih tinggi daripada yang dicapai oleh benih berminyak tinggi, kedelai. Hal ini masu akal karena minyak atau lemak tidak dapat bercampur dengan air. Karena itu, jika kadar air benih jagung atau kedelai seberat 100 g diukur, maka mengingat perbedaan dalam kandungan minyak antar keduanya akan didapatkan bahwa kira-kira 96% dari bahan jagung akan menyerap air, sedangkan pada kedelainya hanya kira-kira 80%. Jadi, total jumlah kelembaban dalam jagung lebih tinggi daripada yang ada dalam kedelai. (Mugnisjah, 1990)



2.4      Budidaya Tanaman Kacang Tanah.
A                  Klasifikasi Botani
Kerajaan             plantae
Divisi                  Tracheophyta
Kelas                  Magnoliophyta
Ordo                   Fabales
Famili                 Fabaceae
Upafamil            Faboideaeie
Bangsa               Aeschinomeneae
Genus                 Arachis
Spesies               Arachis hipogaea

Kacang tanah termasuk tanaman polong-polongan yang berbunga sempurna, menyerbuk sendiri setelah pembuahan, bunga langsung layu membentuk ginofor dan membentuk polong di dalam tanah. Pembentukan polong terjadi sekitar 40 hari setelah masa tanam dan pemasaran buah hingga siap panen berlangsung setelah tanaman berumur 90 hari (Suparman, 2003)
Jenis kacang tanah yang berumur pendek 3-4 bulan, dengan tope pertumbuhan tegak dapat menggunakan jarak tanam 15cm x 30cm, yakni jarak antar larikan 30cm dan jarak antar benih 15cm. Dengan pengaturan jarak tanam semacam ini bisa diperoleh 210.000 tanaman/hektar, sedangkan benih yang diperlukan sebanyak 110 kg polong kering per hektar. (Aak, 2002)
Sebelum dilakukan penanaman kacang tanah perlu dilakukan pengolahan tanah. Setelah tanah diolah dengan cangkul beberapa kali hingga tanah menjadi gembur, tanah kemudian diratakan dengan garu. Selanjutnya pada permukaan tanah yang rata tadi dibuat larikan dengan cangkul. Kedalaman larikan 5 cm. Dengan demikian tanah sudah siap untuk ditanami kacang tanah (Woodroof, 1966)
Penyiangan (rumput dicabut dan dibenamlkan ke dalam tanah) dilakukan setelah tanaman kacang tanah berumur 3-4 minggu. Setelah dicabut, rumpu-rumput itu kemudian dibenamkan kedalam tanah. Rumput-rumput yang dibenamkan akan membusuk dan sangat bermanfaat sebagai pupuk bagi tanaman. Disamping itu pendangiran untuk menggemburkan tanah perlu dilakukan sehingga kondisi tanah tetap subur, selalu terangini serta selalu terkena sinar matahari langsung dan jasad renik yang merugikan akan mati. (Anonim, 2008)
Panen kacang tanah dilakukan apabila 75% polong telah tua. Ciri polong yang telah tua adalah (1) kulit polong agak keras, (2) warna polong kecoklatan, (3) polong berisi penuh tetapi biji tidak terlalu keras, (4) kulit ari biji tipis tetapi mudah dikelupas, (5) kadar air biji menurun dibawah 25 % (Irwan, 2006)






















BAB III
METODOLOGI

3.1         Tempat  dan Waktu
         Praktek teknologi benih dilaksanakan  di laboratorium biologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang pada bulan juni 2011

3.2       Alat dan Bahan
A      Daya Tumbuh
·         Cawan petri
·         Pinset
·         Seed grower (sawi hijau sawi daging)
·         Botol sprayer
·         Media tanam
·         Polibag
·         Air
B        Uji Produksi
·         Bibit sawi (sawi daging dan sawi hijau)
·         Media tanam berupa bahan organic dan top soil
·         Air
·         Polibag
·         Perlengkapan pengambilan data (mistar pulpen buku tulis)
C      Kadar Air
·               Cawan
·               Mortar
·               Timbangan analitik
·               Desikator
·               Oven
·               Benih kacang  tanah (biji konsumsi dan biji benih )

3.3       Langka Kerja

A      Daya Tumbuh
1)         Siapkan media tanam. (Media berupa
2)         Siapkan benih. Benih yang digunakan berupa sawi hijau dan sawi daging
3)         Masukan media tanam kedalam polibag yang telah disiapkan
4)         Siram media agak lembap kemudian dibuat alur dalam sesuai dengan ukura biji untuk meletakan benih yang akan disemai.
5)         Tempatkan benih kedalam alur kemudia ditutup dengan tanah halus
6)         Dengan menggunakan sprayer, semprot lagi media yang sudah ditanam tersebut dengan air
7)         Tempatkan pada tempat yang telah disiapkan
8)         Pengamatan  daya tumbuh (selama 5 hari pengamatan dilakukan setiap hari)

B      Uji Produksi
1)         Siapkan media tanam (campuran top soil dengan bahan organik)
2)         Siapkan bibit. Bibit yang digunakan berupa sawi hijau dan sawi daging
3)         Masukan media kedalam polibag
4)         Tempatkan polibag sesuai tempat yang telah disiapakan.
5)         Siram media dengan air sampai lembap
6)         Buat lubang tanam
7)         Masukan bibit (sawi hjau dan sawi daging) kedalam lubang. Kemudian tekan pangkalnya agar kuat
8)         Siram lagi bibit yang sudah ditanam tersebut
9)         Tanaman siap diamati (setiap 1 minggu sekali sampai panen)






C      Kadar Air
1)         Timbang,cawan + tutup (m1)
2)         Timbang benih+cawan+tutup (m2)
3)         Haluskan benih kacang tanah
4)         Atur suhu oven (130± 3) C masukan benih kedalam oven selama 2 jam
5)         Keluarkan dan masukan dalam desiktor (30 menit)
6)         Timbang benih+cawan+tutup yang sudah dingin
7)         HItung kadar air
                  Ka ()  (M2 – M3)×


















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1      Hasil pengamatan
           Data hasil pengamatan praktikum dapat dilihat dalam table dibawah ini

A        Daya Tumbuh dan Produksi Tanaman Sawi
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Daya Tumbuh
KEL
Jenis benih
Label (%)
Uji (%)
Produksi  (berat basa)
A
Sawi hijau
87 %


1
KEL I

95 %

2
KEL II

93 %
3
KEL III

94 %
4
KEL IV

65 %
5
KEL V

98 %

Rata-rata

89 %
B
Sawi daging
90%


1
KEL I

83 %

2
KEL II

90 %
3
KEL III

92 %
4
KEL IV

45 %
5
KEL V

90 %

Rata-rata

80%
        






B      Kadar Air
Table 2.  Perhitungan Kadar Air
Kelompok
I
II
III
Rata- rata
Biji konsumsi
8.35%
15,47%
8.60%
10,81%
Kelompok
IV
V
Rata - rata
Benih tanam
15,19%
19,23
17,21%

4.2 Pembahasan
A     Daya Tumbuh
        Perkecambahan benih adalah proses pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan embrio didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Untuk terjadinya perkecambahan diperlukan syarat internal dan eksternal. Syarat internal adalah pembentukan embrio yang sehat dan normal, sedangkan syarat eksternal yang utama yaitu adanya air yang cukup, suhu yang sesuai, cukup oksigen dan adanya cahaya. Yang dimaksud dengan daya tumbuh atau Daya berkecambah ialah jumlah benih yang berkecambah dari sejumlah benih yang di kecambahkan pada media tumbuh optimal (kondisi laboratorium) pada waktu yang telah ditentukan, dan dinyatakan dalam persen Biji / benih yang dinyatakan berkecambah apabila telah mengeluarkan unsur-unsur utama dari lembaga, yaitu akar dan tunas.
        Terdapat bermacam-macam metode uji perkecambahan benih, setiap metode memiliki kekhususan tersendiri sehubungan dengan jenis benih diuji, jenis alat perkecambahan yang digunakan, dan jenis parameter viabilitas benih dinilai. Berdasarkan substratnya, metode uji perkecambahan benih dapat digolongkan kedalam menggunakan kertas, pasir dan tanah
       
   Dalam praktikum pengujian daya kecambah tersebut kami menggunakan media
·            Media campuran
·            Media Tanah
·            Media Pasir
·            Media campuran tanah +  pasir
·            Media pasir + tanah
            Antara  kedua jenis tanaman diatas memiliki sifat media yang berbeda dalam proses perkecambahan, untuk tanaman sawi hijau dari kelima media diatas yang paling bagus dan cocok untuk perkecambahan  yaitu media pasir + tanah, ini diukur dari daya kecamba dari benih tersebut dengan prosentase tumbuh (98%) Untuk tanaman sawi daging media yang cocok yaitu,media campuran tanah + pasir  dengan prosentase tumbuh sebesar (90%) perbedaan ini, disebapkan leh beberapa factor kondisi media tanam, lingkungan perkecambahan seperti suhu, kelembaban, aerasi dan drainase
            Dalam praktikum ini juga terdapat perbedaan antara daya tumbuh dalam pengujian leb (prosentase dalam label) dengan pengujian dalam praktikum ini, ada yang kurang dan ada yang lebih tinggi dari uji leb. Ini tergantung dari beberapa factor;  seperti media  semai dan kondisi lingkungan
            Dari table diatas dapat dilihat untuk tanaman sawi hijau saat tumbuh dengan prosentasi kecambah yang tinggi terdapat pada media kelompok V, (57%) dan untuk benih sawi daging terdapat pada kelompok IV (48%). Kecepatan tumbuh suatu benih sangat dipengarui oleh kadar
embrio dan vigor suatu benih.

B         Uji Produksi

C         Kadar Air
            Untuk memperoleh kadar  air  suatu bahan perlu perlakuan dengan pengeringan. Pengerinagan terbagi atas dua yaitu  pengeringan alami dan pengeringan buatan, dalam praktikum ini kami menggunakan pengeringan buatan yaitu menggunakan oven
Kelebihan Pengeringan Buatan adalah suhu dan kecepatan proses pengeringan dapat diatur seuai keinginan, tidak terpengaruh cuaca, sanitisi dan higiene dapat dikendalikan.
Kelemahan Pengeringan Buatan adalah memerlukan keterampilan dan peralatan khusus, serta biaya lebih tinggi dibanding pengeringan alami.(Anonimd, 2009)
            Berdasarkan table diatas  menunjukkan data yang telah diperoleh dalam percobaan, dimana bahan / sampel yang akan dikeringkan adalah kacang tanah (kacang benih dan kacang konsumsi)   Pada kelompok praktikum biji konsumsi terdapat perbedaan yang cukup jauh itu terdapat pada kelompok II yaitu (7.00%) dan pada kelompok  Benih tanam terdapat perbedaan (4,04%)  ini disebapkan oleh factor perlakuan seperti bentuk dan ukuran bahan.

           Antara kedua jenis benih tedapat perbedaan rata rata  (6.40%) kadar air, ini terjadi karena beberapa factor  sifat bahan yaitu : ukuran bahan, kadar air awal, dan tekanan parsial dalam bahan. Untuk Ukuran bahan: Makin kecil ukuran benda, pengeringan akan makin cepat    Kadar air: Makin sedikit air yang dikandung, pengeringan akan makin cepat .Kadar air meningkat disebapkan oleh factor penyimpanan kelembaban ruangan dan wadah penyimpan.


























DAFTAR PUSTAKA

Kartasapoetra, Ance G. 2003  Teknologi Benih.. Jakarta: Rineka Cipta
Aak. 2002. Kacang Tanah. Yogyakarta. Kanisius
Anonim. 2008. Kacang Tanah. http://www.ristek.go.id. Diakses pada tanggal 20 Desember 2009
Irwan, A.W. 2006. Penanaman Kacang Tanah di Tanah Alfisol dan Oxisol. JurnalIlmu-Ilmu Pertanian Indonesia 4 (2). Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta
Anonim 2009,  Metode   Kadar  Air  http://id.shvoong.com/tags/metode kadar air/                          , [8 Desember  2009] Makassar.


















Lampiran :
Hitung kadar air : Ka (%) = (M2 – M3) x 100
       M2 – M1
Kelompok I :
M1 = 48,85
M2 = 56,9615
M3 = 56,2845
Ka (%) = (56,9615 – 56,2845) x 100
    56,9615 – 48,85
= 0,677 x 100
    8,1115
= 0,677 x 12,328
=8,35 %
Kelompok II :
M1 = 49,95
M2 = 52,60
M3 = 52,19
Ka (%) = (52,60 – 52,19) x 100
         52,60 – 49,95
= 0,41 x 100
  2,65
= 0,41 x 37,73
= 15,47 %
Kelompok III
M1 = 47,99
M2 = 57,05
M3 = 56,27
Ka (%) = (57,05 – 56,27) x 100
         57,05 – 47,99
= 0,78 x 100
   9,06
= 0,78 x 11,03
= 8,60 %

Kelompok IV :
M1 = 48,87
M2 = 52,16
M3 = 51,66
Ka (%) = (52,16 – 51,66) x 100
         52,16 – 48,87
= 0,5 x 100
   3,29
= 0,5 x 30,39
= 15,19 %
Kelompok V :
M1 = 48,08
M2 = 51,46
M3 = 50,81
Ka (%) = (51,46 – 50,81) x 100
         51,46 – 48,08
= 0,65 x 100
   3,38
= 0,5 x 29,58
= 1519,23 %
Table 1.  Pengujian Daya Tumbuh di Berbagai Media


Perlakuan media tanam

Saat  Berkecamba

prosentase
Hari  I
Hari  II
Hari  III
Hari  IV
Hari  V
%
%
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
Media Campuran


40
20
30
20
100
69


95%
83%
Tanah




40
30
45
36
8
24
93%
90%
Media Pasir


32
37
40
40
17
25
5
0
94%
92%
Media campur tanah + pasir




50
48
15
27
0
0
65%
75%
Tanah + pasir


0
0
57
36
17
37
22
17
96%
90%